Rasa rindu dan haru tergambar jelas dari interaksi pasangan ini, yang membuat para pengunjung sidang terdiam sejenak.
Harvey kemudian memberikan pesan khusus kepada Sandra agar anak-anak mereka tidak hanya berdoa untuk ayah mereka, tetapi juga untuk majelis hakim yang sedang menangani kasusnya.
“Boleh tolong ditambah ajarin nggak nanti malam, doanya kan biasanya ke Tuhan. Boleh minta Tuhan sampaiin juga ke….” Harvey terdiam sejenak, tampak kesulitan menahan emosinya.
Ia melanjutkan, “Maunya ringan-ringan jadi berat, Yang Mulia. Mohon maaf, Yang Mulia. Mohon tambah doanya untuk mendoakan bapak-bapak hakim ini karena beliau adalah wakil dari Tuhan.”
Sandra Dewi, yang masih menahan tangis, menyanggupi permintaan suaminya. “Iya baik,” jawabnya singkat.
Baca juga: Sandra Dewi Hadiri Persidangan Harvey Moeis: Kasus Korupsi Tata Niaga Timah PT Timah Tbk
Sikap Harvey yang Menghormati Proses Hukum
Di akhir persidangan, Harvey Moeis menunjukkan rasa hormatnya kepada majelis hakim dengan menutup pembicaraannya dengan ucapan terima kasih.
“Terima kasih, terima kasih, Yang Mulia,” ujar Harvey dengan nada penuh hormat.
Momen ini menjadi bukti betapa emosionalnya proses hukum yang melibatkan keluarga. Meski berada dalam suasana formal, perasaan personal Harvey dan Sandra tidak dapat disembunyikan, terutama dalam hal kerinduan terhadap anak-anak mereka.
Suasana haru ini menciptakan momen yang langka di ruang pengadilan, di mana manusiawi dan emosionalitas mengemuka.
Dukungan Doa untuk Keadilan
Kasus yang melibatkan Harvey Moeis ini terus berjalan, namun doa untuk kebaikan dan keadilan tetap dipanjatkan.
Harvey tidak hanya meminta anak-anaknya untuk berdoa bagi dirinya sendiri, tetapi juga untuk majelis hakim yang diharapkan mampu memberikan keputusan terbaik sesuai dengan hukum yang berlaku.