Awal Mula Pengungkapan Kasus Kekerasan Seksual di Panti Asuhan Darussalam Annur: Saksi Bercerita dengan Emosional

Selebriti – Kasus kekerasan seksual yang terjadi di Panti Asuhan Darussalam Annur telah mengguncang masyarakat. Dean Herdesviana, orang tua asuh dari para korban, menjadi sosok penting dalam pengungkapan kasus ini.

Dean menceritakan bagaimana awalnya para korban memberanikan diri untuk mengungkapkan kejadian kelam yang mereka alami. Keterbukaan ini tak lepas dari hubungan emosional yang terjalin antara Dean dan para korban.

Bacaan Lainnya

Namun, proses ini tidak mudah. Para korban harus melewati ketakutan yang mendalam untuk bercerita, terutama karena kedekatan Dean dengan pimpinan panti asuhan, yang memperparah rasa takut mereka.

Trauma Mendalam Para Korban

Dean mengungkapkan bahwa para korban awalnya enggan untuk menceritakan kejadian tersebut. Ketakutan ini semakin diperparah oleh kenyataan bahwa mayoritas korban sudah tidak memiliki ayah, sehingga mereka salah menafsirkan perbuatan pelaku sebagai bentuk kasih sayang.

Pelaku memanfaatkan posisi mereka sebagai figur ayah yang seharusnya melindungi anak-anak, tapi malah melakukan tindakan kekerasan seksual. Kebingungan para korban inilah yang membuat mereka memendam kejadian tersebut selama bertahun-tahun.

Salah satu momen yang sangat emosional terjadi ketika salah satu korban menceritakan kejadian yang dia alami. Menurut Dean, korban tersebut menangis begitu histeris sampai akhirnya pingsan.

“Salah satu korban bercerita sambil menangis dan akhirnya pingsan karena tekanan emosional yang dia rasakan,” kata Dean, mengingat momen tersebut dengan berat hati.

Kondisi fisik korban yang tegang dan kaku, serta kemarahan yang terlihat jelas, menunjukkan betapa traumatisnya pengalaman yang harus mereka hadapi.

Baca juga: Ibu Asuh Panti Asuhan Darussalam An Nur Bongkar Kasus kekerasan seksual yang Menghebohkan

Efek Trauma yang Berkepanjangan

Ketika korban bercerita, Dean mencatat bahwa mereka bahkan sampai mengalami kejang-kejang akibat tekanan psikologis yang mereka alami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *