Acara tahunan yang mendatangkan ribuan jamaah dari seluruh penjuru negeri ini tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga diharapkan dapat mendongkrak perekonomian lokal.
“Hotel-hotel di sekitar lokasi sudah penuh dipesan. Bahkan, rumah-rumah warga di sekitarnya juga sudah disewa untuk penginapan,” kata Khoironi. “Rata-rata sudah banyak yang memesan sejak tahun lalu.”
Peningkatan jumlah pengunjung tidak hanya memberikan dampak positif bagi sektor perhotelan dan penginapan warga, tetapi juga berdampak pada sektor usaha lainnya, seperti kuliner, transportasi, dan oleh-oleh.
Hal ini diharapkan bisa menghidupkan kembali perekonomian lokal yang selama beberapa waktu terdampak pandemi.
Tantangan Penataan Kota dan Kebutuhan Logistik
Penataan ulang alun-alun oleh Kemen PUPR yang melarang penggunaan kawasan tersebut untuk parkir, di satu sisi, merupakan langkah penting untuk menjaga kawasan bersejarah ini dari kerusakan akibat parkir massal.
Namun, di sisi lain, hal ini menjadi tantangan logistik bagi penyelenggaraan acara besar seperti Haul Habib Ali.
Dengan hilangnya area parkir utama, Pemkot Solo perlu melakukan penataan ulang dan sosialisasi kepada para pengunjung, khususnya yang berasal dari luar kota.
Upaya pengaturan parkir dengan sistem drop off diharapkan dapat membantu mengurai kepadatan kendaraan di sekitar lokasi acara. Namun, logistik dan manajemen lalu lintas yang baik diperlukan agar pengunjung dapat tetap mengikuti haul dengan nyaman.
Dukungan Terhadap Geliat Ekonomi Lokal
Meski ada tantangan dalam hal logistik dan parkir, Haul Habib Ali diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi lokal.
Event tahunan ini selalu menarik perhatian jamaah dari berbagai daerah, dan momen tersebut dimanfaatkan oleh warga dan pengusaha setempat untuk menyediakan akomodasi, makanan, hingga suvenir.