Wilayah Sumbagut sendiri, yang meliputi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, dan Aceh, berperan sebagai tulang punggung produksi minyak nasional dengan kontribusi mencapai 33%, atau setara dengan 190.000 barel per hari (BOPD).
Baca juga: 14 Fakta Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Optimalisasi Produksi Migas dan Kontribusi terhadap Perekonomian
Capaian penting lainnya adalah keberhasilan wilayah Sumbagut dalam mencapai lifting migas yang melebihi target, mencapai 100,23%. KKKS di wilayah ini berhasil mengoptimalkan pengurasan stok di beberapa titik serah, dengan tingkat pengurasan yang paling rendah selama masa operasional.
Keberhasilan ini tidak hanya memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan negara, tetapi juga mendukung dana bagi hasil untuk daerah-daerah penghasil migas.
Selain itu, SKK Migas juga terus berupaya menjaga kelancaran operasional di wilayah ini dengan melakukan berbagai dukungan non-teknis, termasuk perizinan, pengembangan masyarakat, dan program hubungan kelembagaan.
Masa Depan Eksplorasi Migas di Indonesia
Penemuan cadangan migas besar di Aceh dan Riau menjadi sinyal positif bagi masa depan sektor energi Indonesia. Dengan potensi besar ini, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan produksi migas, mengurangi ketergantungan impor energi, dan memperkuat posisi sebagai produsen energi global.
Dukungan yang terus diberikan oleh SKK Migas kepada KKKS dalam upaya eksplorasi dan pengembangan cadangan migas, diharapkan mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah-wilayah penghasil migas.
Penemuan cadangan migas ini juga menjadi bukti nyata bahwa sektor energi Indonesia memiliki potensi yang masih sangat besar untuk dieksplorasi dan dikembangkan, memberikan harapan bagi masa depan industri migas nasional.(*)