Peran Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS)
Di tengah kondisi kesehatan Raja Salman yang semakin rentan, peran Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) menjadi semakin dominan.
MBS, yang diangkat menjadi putra mahkota pada tahun 2017, telah bertindak sebagai penguasa sehari-hari Arab Saudi. Sebagai figur yang jauh lebih muda, dengan usia 39 tahun, MBS memegang kendali atas sejumlah kebijakan strategis dan reformasi yang mengubah wajah Arab Saudi.
Pemerintahan Raja Salman ditandai oleh serangkaian reformasi sosial dan ekonomi yang ambisius, yang sebagian besar dikelola oleh putranya.
Di bawah kepemimpinan MBS, Arab Saudi telah berupaya keras mempersiapkan diri untuk masa depan pasca-minyak. Visi 2030, yang diprakarsai oleh MBS, bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi dan mengurangi ketergantungan pada minyak dengan mengembangkan sektor-sektor lain seperti teknologi, pariwisata, dan hiburan.
MBS juga dikenal dengan pendekatannya yang tegas terhadap perbedaan pendapat di dalam negeri. Dalam beberapa tahun terakhir, ia telah mengawasi tindakan keras terhadap kelompok-kelompok oposisi, yang menurut para analis bertujuan untuk memperkuat kekuasaannya.
Meskipun pendekatan ini sering menuai kritik internasional, langkah-langkah MBS telah berhasil memperkuat posisinya di kancah politik domestik.
Baca juga: Tanpa Ronaldo, Al Nassr Hancurkan Ohod dengan Skor 5-1 Pada King’s Cup Arab Saudi 2023
Masa Depan Arab Saudi di Bawah Pengawasan MBS
Kesehatan Raja Salman yang semakin menurun menimbulkan pertanyaan tentang transisi kekuasaan di Arab Saudi. Pada 2017, Riyadh secara tegas membantah spekulasi bahwa Raja Salman berencana untuk turun takhta demi memberikan jalan kepada putranya.