Lirik dan Makna atau Arti Lagu Tajamnya Karang – Cantika Davinca ft Fariz Kendang – OOMEGA

Cantika Davinca

Berapa kali ku katakan
Berapa kali ku ingatkan
Kau anggap aku yang bersalah
Kau anggap aku yang berdosa
Seakan dirimu paling benar

Berulang kali ku ucapkan
Berulang kali ku maafkan
Pandainya dirimu berdusta
Pandainya dirimu bicara

Melempar batu sembunyi tangan
Setajam karang kau bicara
Mana mungkin kapal
Sampai ke tujuan
Untuk berlabuh di pantai bahagia

Tajamnya karang
Jauhnya laut merah
Tak mungkin akan
Mempersatukan cinta
Aku pun tahu kau takkan bisa
Menyintaiku seutuhnya

Berulang kali ku ucapkan
Berulang kali ku maafkan
Pandainya dirimu berdusta
Pandainya dirimu bicara
Melempar batu sembunyi tangan
Setajam karang kau bicara

Mana mungkin kapal
Sampai ke tujuan
Untuk berlabuh di
Pantai bahagia.

Tajamnya karang
Jauhnya laut merah
Tak mungkin akan
Mempersatukan cinta
Aku pun tahu kau takkan bisa
Menyintaiku seutuhnya

Berulang kali ku ucapkan
Berulang kali ku maafkan
Pandainya dirimu berdusta
Pandainya dirimu bicara
Melempar batu sembunyi tangan
Setajam karang kau bicara

Baca juga:Lirik dan Makna atau Arti Lagu Masing Masing – Ernie Zakri, Ade Govinda

Berikut makna dan Arti dari lirik lagu ini:

Cantika Davinca

Lirik lagu ini menggambarkan kisah perjuangan dan kekecewaan seseorang yang terus berusaha menyampaikan perasaannya, namun tidak mendapat pengakuan atau pengertian dari pasangannya. Dengan pertanyaan “Berapa kali ku katakan, berapa kali ku ingatkan,” penulis mencerminkan keputusasaan dan frustrasi dalam upaya memberi tahu pasangannya mengenai ketidakpuasan dan kekecewaan yang dialami. Meskipun telah memberikan maaf berulang kali, pasangan tetap terlibat dalam kebohongan dan berbicara seperti melempar batu sembunyi tangan, menciptakan ketidakpastian dan rasa sakit.

Dalam konteks lirik ini, metafora tentang tajamnya karang dan jauhnya laut merah menciptakan gambaran bahwa kesulitan dan jarak antara mereka seperti halangan yang tidak dapat diatasi. Meskipun harapan untuk berlabuh di pantai bahagia tetap ada, namun penghalang-penghalang tersebut tampaknya tidak dapat diatasi. Kesadaran bahwa cinta mereka sulit dipersatukan tergambar dengan jelas dalam kalimat, “Tak mungkin akan mempersatukan cinta, aku pun tahu kau takkan bisa menyintaiku seutuhnya.” Lirik ini mencerminkan kompleksitas hubungan yang dipenuhi oleh kebohongan, kekecewaan, dan kesulitan untuk mencapai pemahaman dan kebahagiaan bersama.