Selanjutnya, lirik mengekspresikan keinginan untuk selalu mengingat dan merayakan kenangan indah bersama wayang. “Tansah kelingan esemu, tan uwal soko ing pandulu, endah pasuryanmu, sliramu jejantung atiku” menyampaikan perasaan nostalgia dan cinta yang mendalam terhadap keberadaan wayang. Kata-kata ini menciptakan citra romantisme dan penghormatan terhadap wayang, yang dianggap sebagai pusat dari hati dan kehidupan seseorang. Secara keseluruhan, lirik ini menggambarkan hubungan yang erat dan bermakna antara individu dengan seni tradisional wayang, menciptakan nuansa keindahan dan keabadian.