Orang tua ini sebelumnya telah mencoba meminta agar pelaku bullying dikeluarkan dari sekolah, namun permohonan tersebut tidak dikabulkan oleh pihak sekolah. “Tapi gak dikabulkan, makanya nanti perkembangan (psikolog) akan dilihat,” tandasnya. Jika kondisi mental anaknya tidak membaik setelah pendampingan oleh seorang psikolog, W akan kembali mendatangi sekolah untuk menuntut pertanggungjawaban lebih lanjut.
Kasus ini menyoroti pentingnya tindakan preventif dan tegas dalam mengatasi kasus bullying di lingkungan sekolah. Kesejahteraan mental dan perlindungan anak-anak harus menjadi prioritas utama dalam sistem pendidikan. Penanganan yang cepat dan efisien terhadap pelaku bullying serta dukungan terhadap korban adalah langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah kasus serupa di masa depan. Semua pihak, termasuk pihak sekolah, guru, dan orang tua, harus bekerjasama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak.
Baca juga: Kronologi Siswi SD Terjatuh dari Lantai 4 Gedung Sekolah
Sebagai masyarakat, kita juga memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan melaporkan kasus bullying yang kita temui. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama mencegah perundungan dan memberikan perlindungan kepada generasi muda kita. Kasus ini juga menunjukkan bahwa upaya lebih lanjut dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya dan dampak buruk dari perundungan sangat penting. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dan peduli terhadap kesejahteraan anak-anak.