Pertemuan itu pada awalnya berjalan dengan cukup normal, meskipun pelaku dan korban sepakat untuk melakukan hubungan seksual. Namun, saat korban lengah, situasi berubah drastis. Penikaman brutal terjadi tanpa ada peringatan atau tanda-tanda sebelumnya.Menurut Kombes Pol Iwan Saktiadi, “Saat setelah mereka melakukan hubungan seksual, tersangka pergi ke kamar mandi dan menunggu kesempatan untuk melancarkan aksinya. Saat korban lengah, peristiwa penusukan terjadi.
Kami berhasil menangkap tersangka di lokasi kejadian.”Keterangan dari saksi-saksi yang dihimpun oleh kepolisian juga menunjukkan bahwa pelaku dan korban hanya berada sebentar di dalam kamar hotel sebelum terjadi penikaman mengerikan tersebut. Kondisi tersebut semakin mengejutkan, mengingat kebrutalan tindakan pelaku.Kombes Pol Iwan Saktiadi menambahkan, “Menurut keterangan saksi, mereka hanya berada di dalam kamar hotel sekitar 15 menit. Tiba-tiba, sekitar pukul 11.30 hingga 11.45, terdengar teriakan korban meminta tolong. Ini terjadi setelah hubungan seksual selesai.”Penting untuk dicatat bahwa sebelum terjadi penikaman, tidak ada negosiasi, pertengkaran, atau tanda-tanda bahwa sesuatu tidak beres antara pelaku dan korban. Penikaman terjadi begitu saja, meninggalkan banyak pertanyaan tanpa jawaban.
Kombes Pol Iwan Saktiadi juga menjelaskan bahwa berdasarkan bukti yang ada, pihak berwenang menyimpulkan bahwa penikaman ini terencana dengan baik oleh pelaku. Pelaku membawa pisau yang digunakan untuk menyerang korban sejak awal.”Menggunakan pisau yang disiapkan di tasnya, pelaku tiba-tiba menyerang korban. Semua bukti menunjukkan bahwa tindakan ini sudah direncanakan sebelumnya,” jelasnya.Kasus ini telah mengejutkan masyarakat Solo, dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.