Namun, bukan hanya masalah lama yang menghantui. Tantangan baru yang lebih besar dan lebih berbahaya mengintai mereka. Mereka terperangkap dalam dunia sindikat kriminal yang semakin kompleks. Dalam medan perang yang penuh tekanan ini, segalanya dipertaruhkan: harapan, cinta, dan bahkan nyawa. Di tengah situasi yang genting, Elzan bertemu dengan sosok misterius, Datuk, yang memiliki kekuatan sebanding dengannya dan mahir dalam seni pertarungan dengan senjata khas Minangkabau.
Persiapan yang dilakukan oleh Juan Bio One untuk memerankan karakter Datuk sangat mengesankan. Ia tidak hanya bermain-main, melainkan melibatkan diri sepenuh hati. Ia bahkan mengambil risiko besar demi mewujudkan peran ini, termasuk mengubah gaya hidup secara keseluruhan.
Dalam kata-katanya sendiri, Juan Bio One berkata, “Di sinilah aku menciptakan sebuah karakter, yaitu Datuk. Jadi aku juga menciptakan pola makannya, pola tidurnya, pola latihannya seperti apa, termasuk suaranya. Suaraku juga berubah. Jadi semua dipertaruhkan untuk menjadi Datuk.”
Tak bisa dipungkiri, menjadi Datuk adalah tantangan berat, tetapi juga penuh kegembiraan bagi Juan Bio One. Menurutnya, karakter Datuk menjadi kontras dengan Elzan, dengan sifat yang lebih dingin dan gaya berpakaian serta gaya bertarung yang sangat berbeda.